Rabu, 26 Juni 2013

Pesona Negeri Sakura

Jepang, yang dalam bahasa Jepang disebut Nippon, yang berarti “negeri matahari terbit”, adalah salah satu negara maju di Asia. Negara kepulauan ini bertetangga dengan Cina, Korea, Taiwan, dan Rusia. Lebih dari 90% daratannya terletak di empat pulau terbesarnya, yaitu Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu. Sejumlah gunung menghiasi beberapa pulau di Jepang, di antaranya gunung Fuji yang sangat masyur.
Seperti negara kepulauan lainnya, Jepang memiliki pemandangan alam yang luar biasa memesona. Budayanya yang sangat kental menambah kekayaan negara yang dipimpin oleh seorang kaisar ini. Berikut ini adalah tiga destinasi wisata favorit di negara yang dijuluki negeri sakura :
Kuil Kiyomizu












photo by en.wikipedia.org
Kiyomizu atau Kiyomizudera, yang berarti “air murni”, merupakan salah satu kuil yang paling ramai dikunjungi di Jepang. Kuil yang terletak di wilayah perbukitan di timur kota Kyoto ini didirikan pada tahun 780. Namanya diambil dari nama air terjun yang terletak di area tersebut.
Daya tarik utama dari kuil Kiyomizu adalah sebuah beranda kayu di aula utama. Beranda ini berdiri 13 meter di atas permukaan bukit, dan dari situ para pengunjung dapat menikmati indahnya pemandangan di sekitar kuil, juga kota Kyoto di kejauhan. Waktu yang paling tepat untuk menikmati pemandangan alam di situ adalah pada musim semi dan gugur, di saat dedaunan berubah warna dan kecantikan pohon-pohon cherry dan maple sedang pada puncaknya. Aula utama dari kuil Kiyomuza sendiri juga menjadi daya tarik terbesar. Hal menakjubkan dari aula dan beranda kayu tadi adalah keduanya dibuat tanpa menggunakan sebuah paku pun. Di dalam aula utama terdapat patung Kannon, dewa dengan sebelas wajah dan seribu lengan, yang dipercaya dapat mengabulkan setiap doa.
Selain itu, di kompleks kuil yang tercatat sebagai situs warisan dunia UNESCO ini para pengunjung juga dapat menyaksikan air terjun Ottowa, yang memiliki tiga aliran yang masing-masing diyakini memiliki khasiat untuk memperpanjang usia, keberhasilan dalam pendidikan, serta menemukan jodoh. Kemudian terdapat pagoda bertingkat tiga Koyasu, dan sejumlah aula lain dengan keunikan masing-masing.
Gunung Fuji







photo by en.wikipedia.org
Dengan ketinggian 3776 meter, Fuji menjadi gunung tertinggi di Jepang. Gunung berapi yang tidak aktif lagi ini terakhir kali meletus pada tahun 1708. Jika cuaca cerah, gunung ini dapat terlihat jelas dari kota Tokyo dan Yokohama. Kecantikan gunung Fuji tidak hanya memikat hati masyarakat pada umumnya, tetapi juga memikat hati para seniman yang kerap menjadikan gunung ini sebagai obyek lukisan atau inspirasi dalam menulis puisi.
Untuk menikmati pemandangan gunung Fuji dari dekat, sekaligus merasakan suasananya, wisatawan harus pergi ke Hakone terlebih dahulu. Hakone merupakan kawasan yang menjadi bagian dari taman nasional Fuji-Hakone-Izu, yang berlokasi sekitar 100 kilometer dari kota Tokyo. Di Hakone terdapat sumber air panas yang menjadi daya tarik besar bagi para wisatawan yang ingin menghilangkan kepenatan. Selain itu juga terdapat Fujigoko atau lima danau Fuji.
Bagi yang gemar aktivitas menantang, mendaki gunung Fuji adalah alternatif lain yang dapat dilakukan. Musim pendakian yang resmi adalah pada Juli dan Agustus. Perlu diingat bahwa meski temperatur di kaki gunung ini cukup hangat selama musim panas, temperatur di puncak gunung dapat mencapai 7 derajat saja pada siang hari dan semakin rendah pada malam hari. Di penghujung tahun, temperatur di puncak gunung ini dapat mencapai minus 30 derajat. Fantastis, bukan?
Danau Ashi









photo by en.wikipedia.org
Masih di wilayah Hakone, tepatnya di sepanjang dinding barat daya kaldera gunung Hakone, terdapat sebuah danau kawah. Danau Ashi atau Ashinoko, namanya. Danau ini terbentuk akibat letusan gunung Hakone yang terjadi ribuan tahun yang lalu. Terdapat sejumlah sumber air panas serta pemandangan alam yang mengagumkan di sekitarnya. Selain gunung Hakone, gunung Fuji juga terlihat dari danau ini. Sayangnya, seringkali awan dan kabut menyelimuti gunung tersebut sehingga hanya bagian puncaknya saja yang dapat dinikmati dari danau Ashi.
Untuk menarik wisatawan, di danau Ashi juga disediakan replika kapal bajak laut yang dapat mengangkut para wisatawan untuk menyebrangi danau yang airnya bening dan tidak pernah membeku walaupun suhu udara mencapai puluhan derajat di bawah nol itu. Bagi mereka yang ingin menginap, tersedia penginapan di sekitar danau tersebut. Tersedia pula trem bagi mereka yang ingin menyaksikan pemandangan dari udara.
Danau Ashi merupakan salah satu destinasi wisata favorit di negeri sakura yang sangat terjaga kelestariannya.
(Source: Raptim Indonesia)


7 Negara Terpadat di Dunia, Indonesia Masuk Lohh

1. Cina 
Populasi penduduk di China sampat mencapai lebih dari 1341335000 jiwa. Namun sekarang China sudah melakukan program terbarunya, terbukti saat ini populasi penduduk di jiwa turun secara berkala menjadi 1295604000.

2. India 
India mengklaim bahwa menempati posisi kedua dengan populasi terbanyak didunia setelah China, dengan banyak populasi mencapai 1224614000, dan mungkin pada tahun-tahun yang akan datang populasi penduduk di india akan mencapai 1,500,000,000.

3. Amerika Serikat 
Amerika Serikat merupakan negara dengan kebebasan yang tidak dibatasi. Amerika serikat sendiri memiliki populasi penduduk sebesar 310.232.863, dan diperkirakan pada pertengahan tahun 2050 yang akan datang populasi penduduk di Amerika Serikat akan mencapai nialai 403.101.000. Negara ini memiliki Standar hidup yang cukup baik. Dan sebagai negara Adidaya  Amerika Serikat adalah negara yang merupakan salah satu tempat tinggal paling di sukai didunia.

4. Indonesia 

Indonesia sendiri merupakan negara perairan dengan beberapa pulau-pulau besar dalam lingkup negara ini, dan ribuan pulau kecil didalamnnya. Indonesia sendiri mungkin akan melihat perkembangan penduduk sebesar 50jt ditahun mendatang jika Pemerintahannya tak segera mengatasi hal ini! Total populasi penduduk diperkirakan naik dari 293.465.000 ditahun 2011 menjadi 293.456.000 ditahun 2050.

5. Brazil
Populasi penduduk di Brazil saat ini mencapai 201.103.000 yang mungkin akan semakin bertambah hingga 222.843.000 dalam 40 tahun kedepan. 

6. Pakistan 

Dengan lebih dari 70jt warganya yang berada dibawah gasris kemiskinan. Dan kekesaran yang banyak dilakukan akibat kacaunya system pemerintahan Pakistan menyebakan populasi penduduk mereka semakin tinggi, hingga mencapai 173.600.000 jiwa dan kemungkinan besar bila tidak diperbaiki akan semakin bertambah hingga mencapai 275.000.000 ditahun 2050

7. Bangladesh
Menempati urutan ke 7 negara terpadat di dunia dengan angka populasi 158.065.841 jiwa. Lebih dari 40% dari penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, tetapi statistik menunjukkan perbaikan dalam perekonomian Bangladesh yang cukup baik.

(Source: Ichwan Hardianto)

10 Kota Terpadat di Dunia

Menurut data kepadatan penduduk Dunia, ada 10 kota yang ditetapkan sebagai kota terpadat di dunia, kriteria yang digunakan untuk menentukan daftar ini adalah berdasarkan jumlah penduduk yang menetap di kota tersebut.
Berikut adalah daftar 10 kota terpadat di Dunia:
1.Seoul,Korea selatan
Seoul adalah Ibukota Korea Selatan dan pernah menjadi ibukota kuno dari Kerajaan Baekje (18 SM – 660 M). Seoul secara harfiah berarti “modal” dalam bahasa Korea. Ibukota negara Korea selatan ini adalah kota terpadat di dunia, Walaupun Korea selatan bukan salah satu negara terpadat, tapi ternyata jumlah penduduk yang menetap di kota ini bisa mencapai 10.321.449 jiwa.

2.Mumbai, India
Didirikan oleh para pedagang Portugis pada tahun 1530-an, penduduk kota tumbuh dengan pesat setelah pembukaan Terusan Suez pada tahun 1869. Kota di India yang lebih dikenal sebagai kota Bombay ini memang salah satu kota terpadat di dunia, jumlah penduduknya mencapai 9.900.000 jiwa, padahal pada tahun 1996, kota ini masih menempati peringkat 6.

3.Sao Paulo, Brazil
Didirikan pada tahun 1554 oleh misionaris Yesuit Portugis, Sao Paulo telah berevolusi menjadi kota terbesar di Amerika Selatan. Ibukota Brazil ini adalah Pusat Industri dan sepak bola di Brazil, maka tak heran jika banyak masyarakat desa berurbanisasi ke kota ini dan menyebabkan kota ini mempunyai penduduk yang mencapai 9.839.436 jiwa

4.Jakarta, Indonesia
Inilah kota kebanggaan negara Indonesia dengan penduduk terpadat ke-4 dunia maka tak heran kota di Indonesia pun termasuk daftar 10 kota terpadat di dunia. Jumlah penduduk yang menetap di kota ini mencapai 9.373.900 jiwa

5.Moscow, Russia
Walaupun Moskow adalah ibukota dari daerah dingin dan bersalju, tapi nyatanya banyak sekali penduduk eropa yang ingin tinggal di kota ini. Seiring banyaknya perpindahan ke kota ini, kota moscow berubah menjadi kota metropolitan dengan jumlah penduduk yang mencapai 9.000.000 jiwa

6.Mexico City, Mexico
Mexico City telah menjadi ibukota Meksiko saat merdeka dari Spanyol pada tahun 1821. Sebagai Ibukota negara meksiko, kota ini mempunyai jumlah penduduk sebanyak 8.591.309 jiwa yang kemudian menjadikanya kota terpadat nomor 6 di dunia dan juga peringkat pertama kota dengan penduduk terpadat se-Amerika Utara.

7.Shanghai, China
Sebagai kota terbesar di negara dengan penduduk terbesar di dunia, maka tak heran jika populasi kota ini juga besar, apalagi letak kota ini memang strategis, yaitu berada di jalur utama perdagangan china, ini membuat populasi penduduk di kota ini bisa mencapai 8.205.598 jiwa.

8.Tokyo, Jepang
Didirikan pada zaman Edo di abad ke-12, ibu kota negara jepang ini mengandung sedikit bukti dari masa lalu keagungan Jepang. Namun bencana alam, perang, dan keinginan untuk modernisasi telah menghancurkan sebagian besar bangunan tua. Tokyo yang sekarang merupakan Tokyo modern yang berupa hutan beton dengan gedung pencakar langit dan lampu-lampu neon yang menjulang tinggi.

9.Istanbul, Turkey
Didirikan di 600s B.C. oleh koloni Yunani, kota ini bernama Bizantium. Ia kemudian dinamakan Konstantinopel pada 330 AD, untuk menghormati Kaisar Romawi Konstantin I. Menyusul penaklukan oleh Kekaisaran Ottoman pada tahun 1453, kota ini sekali lagi berganti nama menjadi Istanbul.
Terletak sebagian di Eropa dan sebagian di Asia, kota ini menjadi jalan masuk perdagangan dunia, maka tak heran jika kota pelabuhan ini menjadi ramai dan jumlah penduduknya mencapai 7.774.169 jiwa. Sekitar tiga perempat dari penduduk kota ini tinggal di sisi Eropa.

10. New York, Amerika Serikat
Sebagai kota yang menjadi pusat kegiatan hiburan di Amerika serikat, New York telah berkembang pesat lebih dari empat abad untuk menjadi pusat kota terbesar kelima di planet ini. Daerah metropolitan yang dikonsolidasikan, termasuk bagian dari New Jersey, Connecticut dan Pennsylvania, memiliki lebih dari 19,5 juta jiwa.
Peristiwa-peristiwa 11 September mungkin telah mengguncang kota yang tidak pernah tidur ini, namun kerumunan pengunjung tetap terus berduyun-duyun untuk mengunjungi kota yang terkenal dengan arsitektur, museum dan kehidupan malam ini. New york mempunyai populasi sebanyak 7.362.600 dan menjadikanya urutan ke 10 sebagai kota terpadat dunia.
(Source: beritaunik.net)

Selasa, 25 Juni 2013

Masjidil Haram


About Pangeran Diponegoro

            Dipanegara atau dikenal dengan gelar Pangeran Dipanegara (Bahasa Jawa: Diponegoro) (lahir di Yogyakarta11 November 1785  dan meninggal di MakassarSulawesi Selatan8 Januari 1855 pada umur 69 tahun) adalah salah seorang pahlawan nasional Republik Indonesia. Makamnya berada di Makassar.
Asal-usul Dipanegara
Dipanegara adalah putra sulung Hamengkubuwono III, seorang raja Mataram di Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar dari seorang garwa ampeyan (selir) bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri non permaisuri) yang berasal dari Pacitan. Pangeran Dipanegara bernama kecil Raden Mas Antawirya (Bahasa Jawa: Ontowiryo).
            Menyadari kedudukannya sebagai putra seorang selir, Dipanegara menolak keinginan ayahnya, Sultan hamengkubuwono III, untuk mengangkatnya menjadi raja. Ia menolak mengingat ibunya bukanlah permaisuri. Dipanegara setidaknya menikah dengan 8 wanita dalam hidupnya, yaitu: Bendara Raden Ayu Retno Madubrongto puteri kedua Kyai Gedhe Dhadhapan; Raden Ajeng Supadmi yang kemudian diberi nama R.A. Retnakusuma, putri Raden Tumenggung Natawijaya III, Bupati Panolan, Jipang; R.A. Retnodewati seorang putri Kyai di wilayah Selatan Jogjakarta; Raden Ayu Citrowati, puteri Raden Tumenggung Ronggo Parwirosentiko dengan salah satu isteri selir; R.A. Maduretno, putri Raden Rangga Prawiradirjo III dengan Ratu Maduretno (putri HB II), jadi R.A Maduretno saudara seayah dengan Sentot Prawirodirjo, tetapi lain ibu; Raden Ayu Ratnaningsih putri Raden Tumenggung Sumoprawiro, bupati Jipang Kepadhangan; R.A. Retnakumala putri Kyahi Guru Kasongan; & Raden Ayu Ratnaningrum putri Pangeran Penengah atau Dipawiyana II.
Dipanegara lebih tertarik pada kehidupan keagamaan dan merakyat sehingga ia lebih suka tinggal di Tegalrejo tempat tinggal eyang buyut putrinya, permaisuri dari HB I Ratu Ageng Tegalrejo daripada di keraton. Pemberontakannya terhadap keraton dimulai sejak kepemimpinan Hamengkubuwana V(1822) dimana Dipanegara menjadi salah satu anggota perwalian yang mendampingi Hamengkubuwana V yang baru berusia 3 tahun, sedangkan pemerintahan sehari-hari dipegang oleh Patih Danureja bersama Residen Belanda. Cara perwalian seperti itu tidak disetujui Dipanegara.


Riwayat Perjuangan
Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok di tanah milik Dipanegara di desa Tegalrejo. Saat itu, beliau memang sudah muak dengan kelakuan Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan sangat mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak.
            Sikap Dipanegara yang menentang Belanda secara terbuka, mendapat simpati dan dukungan rakyat. Atas saran Pangeran Mangkubumi, pamannya, Dipanegara menyingkir dari Tegalrejo, dan membuat markas di sebuah goa yang bernama Goa Selarong. Saat itu, Dipanegara menyatakan bahwa perlawanannya adalah perang sabil, perlawanan menghadapi kaum kafir. Semangat "perang sabil" yang dikobarkan Dipanegara membawa pengaruh luas hingga ke wilayah Pacitan dan Kedu. Salah seorang tokoh agama di SurakartaKyai Maja, ikut bergabung dengan pasukan Dipanegara di Goa Selarong.Perjuangan Pangeran Dipanegara ini didukung oleh S.I.S.K.S. Pakubuwono VI dan Raden Tumenggung Prawirodigdaya Bupati Gagatan.
            Selama perang ini kerugian pihak Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara dan 20 juta gulden.
Berbagai cara terus diupayakan Belanda untuk menangkap Dipanegara. Bahkan sayembara pun dipergunakan. Hadiah 50.000 Gulden diberikan kepada siapa saja yang bisa menangkap Dipanegara. Sampai akhirnya Dipanegara ditangkap pada 1830.

Perang Diponegoro
Pertempuran terbuka dengan pengerahan pasukan-pasukan infantri, kavaleri dan artileri —yang sejak perang Napoleon menjadi senjata andalan dalam pertempuran frontal— di kedua belah pihak berlangsung dengan sengit. Front pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertempuran berlangsung sedemikian sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai pasukan Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah direbut kembali oleh pasukan pribumi; begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur logistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain untuk menyokong keperluan perang. Berpuluh kilang mesiu dibangun di hutan-hutan dan dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus sementara peperangan berkencamuk. Para telik sandi dan kurir bekerja keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk menyusun stategi perang. Informasi mengenai kekuatan musuh, jarak tempuh dan waktu, kondisi medan, curah hujan menjadi berita utama; karena taktik dan strategi yang jitu hanya dapat dibangun melalui penguasaan informasi.
            Serangan-serangan besar rakyat pribumi selalu dilaksanakan pada bulan-bulan penghujan; para senopati menyadari sekali untuk bekerjasama dengan alam sebagai “senjata” tak terkalahkan. Bila musim penghujan tiba, gubernur Belanda akan melakukan usaha usaha untuk gencatan senjata dan berunding, karena hujan tropis yang deras membuat gerakan pasukan mereka terhambat. Penyakit malaria, disentri, dan sebagainya merupakan “musuh yang tak tampak” melemahkan moral dan kondisi fisik bahkan merenggut nyawa pasukan mereka. Ketika gencatan senjata terjadi, Belanda akan mengkonsolidasikan pasukan dan menyebarkan mata-mata dan provokator mereka bergerak di desa dan kota; menghasut, memecah belah dan bahkan menekan anggota keluarga para pengeran dan pemimpin perjuangan rakyat yang berjuang dibawah komando pangeran Dipanegara. Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang melawan Belanda.
            Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan lebih dari 23.000 orang serdadu; suatu hal yang belum pernah terjadi ketika itu dimana suatu wilayah yang tidak terlalu luas seperti Jawa Tengah dan sebagian Jawa timur dijaga oleh puluhan ribu serdadu. Dari sudut kemiliteran, ini adalah perang pertama yang melibatkan semua metode yang dikenal dalam sebuah perang modern. Baik metode perang terbuka (open warfare), maupun metoda perang gerilya (geurilia warfare) yang dilaksanakan melalui taktik hit and run dan penghadangan. ini bukan sebuah tribal war atau perang suku. Tapi suatu perang modern yang memanfaatkan berbagai siasat yang saat itu belum pernah dipraktekkan. perang ini juga dilengkapi dengan taktik perang urat syaraf (psy-war) melalui insinuasi dan tekanan-tekanan serta provokasi oleh pihak Belanda terhadap mereka yang terlibat langsung dalam pertempuran; dan kegiatan telik sandi (spionase) dimana kedua belah pihak saling memata-matai dan mencari informasi mengenai kekuatan dan kelemahan lawannya.
            Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap Dipanegara dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Dipanegara terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Maja, pemimpin spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Sentot Alibasya menyerah kepada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Dipanegara di Magelang. Di sana, Pangeran Dipanegara menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Maka, Pangeran Dipanegara ditangkap dan diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.
            Perang melawan penjajah lalu dilanjutkan oleh para putera Pangeran Diponegoro. Pangeran Alip atau Ki Sodewo atau bagus Singlon, Diponingrat, diponegoro Anom, Pangeran Joned terus melakukan perlawanan walaupun harus berakhir tragis. Empat Putera Pangeran Diponegoro dibuang ke Ambon, sementara Pangeran Joned terbunuh dalam peperangan, begitu juga Ki Sodewo.
            Berakhirnya Perang Jawa yang merupakan akhir perlawanan bangsawan Jawa. Perang Jawa ini banyak memakan korban dipihak pemerintah Hindia sebanyak 8.000 serdadu berkebangsaan Eropa, 7.000 pribumi, dan 200.000 orang Jawa. Sehingga setelah perang ini jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya. Mengingat bagi sebagian orang Kraton Yogyakarta Dipanegara dianggap pemberontak, sehingga konon anak cucunya tidak diperbolehkan lagi masuk ke Kraton, sampai kemudian Sri Sultan HB IX memberi amnesti bagi keturunan Dipanegara, dengan mempertimbangkan semangat kebangsaan yang dipunyai Dipanegara kala itu. Kini anak cucu Dipanegara dapat bebas masuk Kraton, terutama untuk mengurus Silsilah bagi mereka, tanpa rasa takut akan diusir.

Penangkapan dan pengasingan
·         16 Februari 1830 Pangeran Dipanegara dan Kolonel Cleerens bertemu di Remo Kamal, Bagelen (sekarang masuk wilayah Purworejo). Cleerens mengusulkan agar Kanjeng Pangeran dan pengikutnya berdiam dulu di Menoreh sambil menunggu kedatangan Letnan Gubernur Jenderal Markus de Kock dari Batavia.
·         28 Maret 1830 Dipanegara menemui Jenderal de Kock di Magelang. De Kock memaksa mengadakan perundingan dan mendesak Dipanegara agar menghentikan perang. Permintaan itu ditolak Dipanegara. Tetapi Belanda telah menyiapkan penyergapan dengan teliti. Hari itu juga Dipanegara ditangkap dan diasingkan ke Ungaran, kemudian dibawa ke Gedung Karesidenan Semarang, dan langsung ke Batavia menggunakan kapal Polluxpada 5 April.
·         11 April 1830 sampai di Batavia dan ditawan di Stadhuis (sekarang gedung Museum Fatahillah). Sambil menunggu keputusan penyelesaian dari Gubernur Jenderal Van den Bosch.
·         30 April 1830 keputusan pun keluar. Pangeran Dipanegara, Raden Ayu Retnaningsih, Tumenggung Dipasana dan istri, serta para pengikut lainnya seperti Mertaleksana, Banteng Wereng, dan Nyai Sotaruna akan dibuang ke Manado.
·         3 Mei 1830 Dipanegara dan rombongan diberangkatkan dengan kapal Pollux ke Manado dan ditawan di benteng Amsterdam.
·         1834 dipindahkan ke benteng Rotterdam di MakassarSulawesi Selatan.
·         8 Januari 1855 Dipanegara wafat dan dimakamkan di Makassar, tepatnya di Jalan Diponegoro, Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, sekitar empat kilometer sebelah utara pusat Kota Makassar.
            Dalam perjuangannya, Pangeran Dipanegara dibantu oleh puteranya bernama Bagus Singlon atau Ki Sodewo. Ki Sodewo melakukan peperangan di wilayah Kulon Progo dan Bagelen. Bagus Singlon atau Ki Sodewo adalah Putera Pangeran Dipanegara dengan Raden Ayu Citrawati . Nama Raden Mas Singlon atau Bagus Singlon atau Ki Sodewo sendiri telah masuk dalam daftar silsilah yang dikeluarkan oleh Tepas Darah Dalem Keraton Yogyakarta.
Perjuangan Ki Sadewa untuk mendampingi ayahnya dilandasi rasa dendam pada kematian eyangnya (Ronggo) dan ibundanya ketika Raden Ronggo dipaksa menyerah karena memberontak kepada Belanda. Melalui tangan-tangan pangeran Mataram yang sudah dikendalikan oleh Patih Danurejo, maka Raden Ronggo dapat ditaklukkan. Ki Sodewo kecil dan Sentot bersama keluarga bupati Madiun lalu diserahkan ke Keraton sebagai barang bukti suksesnya penyerbuan.
            Ki Sodewo yang masih bayi lalu diambil oleh Pangeran Dipanegara lalu dititipkan pada sahabatnya bernama Ki Tembi. Ki Tembi lalu membawanya pergi dan selalu berpindah-pindah tempat agar keberadaannya tidak tercium oleh Belanda. Belanda sendiri pada saat itu sangat membenci anak turun Raden Ronggo yang sejak dulu terkenal sebagai penentang Belanda. Atas kehendak Pangeran Dipanegara, bayi tersebut diberi nama Singlon yang artinya penyamaran.
            Keturunan Ki Sodewo saat ini banyak tinggal di bekas kantung-kantung perjuangan Ki Sodewo pada saat itu dengan bermacam macam profesi. Dengan restu para sesepuh dan dimotori oleh keturunan ke-7 Pangeran Diponegoro yang bernama Raden Roni Sodewo, Keturunan Ki Sodewo membentuk sebuah paguyuban dengan nama Paguyuban Trah Sodewo. Sedangkan untuk mengumpulkan Keluarga Pangeran Diponegoro, Roni Sodewo bersama Hasan Budianto membuat facebook grup bernama Klan Diponegoro. Upaya ini berhasil mengumpulkan silsilah anak cucu Pangeran Diponegoro dari 8 putera Pangeran Diponegoro dari seluruh dunia
            Setidaknya Pangeran Diponegoro mempunyai 12 putra dan 10 orang putri, yang keturunannya semuanya kini hidup tersebar di seluruh Dunia, termasuk Jawa, Sulawesi, dan Maluku bahkan di Australi, Serbia, Jerman, Belanda dan Arab Saudi.

Penghargaan Sebagai Pahlawan
Sebagai penghargaan atas jasa Diponegoro dalam melawan penjajahan. Di beberapa kota besar Indonesia terdapat jalan Diponegoro. Kota Semarang sendiri juga memberikan apresiasi agar nama Pangeran Diponegoro akan senantiasa hidup. Nama nama tempat yang menggunakan nama beliau antara lain Stadion Diponegoro, Jalan diponegoro, Universitas Diponegoro, Kodam IV Diponegoro. Juga ada beberapa patung yang dibuat, patung Diponegoro di Undip Pleburan, patung Diponegoro di Kodam IV Dipanegara serta di pintu masuk Undip Tembalang
(Source: Wikipedia)

 

Forbidden City, China


Poster Tugas Tekom